Sunday 1 September 2013

AKAL SEHAT DAN PENGETAHUAN SOSIAL


POLA PIKIR MANUSIA
Setiap manusia pasti memiliki pola pikir dan cara pandang tentang segala hal, karena pada setiap manusia dilengkapi dengan akal. Pola pikir membentuk kepribadian yang sangat unik dalam hidup manusia. Hal ini terutama terlihat dalam  pola kita menentukan cita-cita, impian dan tujuan hidup.
Proses pembentukan kerangka berpikir dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dengan bertambahnya usia bertambah pula informasi yang masuk ke dalam pikiran. Berapa banyak informasi yang masuk ke dalam pikiran ketika seseorang sudah remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-kakek kita tidak tahu.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran pun beragam, mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kampus. Bukan hanya itu saja, masih ada pengalaman-pengalaman unik dalam hidup kita seperti rasa cinta, kerugian , atau  kecelakaan. Secara tidak langsung pengalaman – pengalaman kita membentuk pola pikir kita.
Pola pikir itu sendiri dapat timbul dengan sendirinya ketika manusia itu terbentur oleh suatu permasalahan yang akhirnya menyebabkan terbentuk karakternya oleh permasalahannya itu sendiri. Sehingga manusia itu memiliki langkah atau antisipasi yang bermacam – macam dalam menyikapi setiap permasalahan tersebut yang akan terekam sebagai suatu pengalaman.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran membentuk ragam pola dalam pikiran. Besarnya pola tergantung dari berapa sering informasi masuk ke dalam pikiran dan berapa dalam kesan yang diberikannya. Semakin sering atau semakin berkesan sebuah informasi semakin kuat pola pikir yang dibentuk.
Kuat atau besarnya pola pikir kita akan berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari. akan ada informasi yang ditolak dan diterima dan ini tergantung dari pola yang dominan dalam pikiran kita. Pola yang dominan inilah salah satu penyebab utama mengapa muncul perbedaan pendapat atau perdebatan dalam percakapan, diskusi atau rapat.
Pandangan – pandangan hidup pada dasarnya terbentuk oleh beberapa faktor yang sangat dominan mempengaruhi manusia, antara lain :
1.   Cita –  cita
2.   Pengalaman
3.   Pendidikikan
4.   Pergaulan
Keempat faktor tersebut merupakan faktor yang membentuk dan mempengaruhi pola pikir, kedewasaan dan pandangan hidup seseorang.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AKAL PIKIRAN, JASMANI DAN ROHANI
Akal adalah suatau oeralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah satu dan yang benar serta menganalisi sesuatu yang kemampuannya tergantung pengalaman dan tingkat pendidikan pemiliknya. Akal berfungsi untuk mengigat, menyimpulkan, menganalisa, menilai apakah sesuai benar atau alah.
Jasmani adalah berhubungan dengan kesehatan dan rekreai fisik, yang memberi kesanggupan untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembeda fiik yang layak.
Rohani adalah sesuatu hal yang berasa diatas moral. Rohani dikaitkan dengan hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang mewujudkan sebagai suatu unsur peribadi manusia yang paling unik yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan misalnya: menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat, berfikir, berkemahuan, rindu, sedih, gembira dan sebagainya.  Jika seseorang sehat rohaninya ia akan memiliki kemampuan beramal yang tinggi, gairah bekerja dan bersemangat untuk maju dalam kebaikan. Sebaliknya orang yang mengidap penyakit rohani akan memperlihatkan kemundurannya dalam kemampuan bekerja, hilang gairah dan semangatnya untuk maju. Yang menonjol hanyalah kelemahan dan kemalasan.
  
Ilmu sosial dan nilai-nilai sosial
Ilmu sosial (social science) atau ilmu pengetahuan sosial (social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu. Cabang-cabang utama dari ilmu sosial diantaranya ialah : ilmu ekonomi, hukum, politik, sosiologi, antrapologi, psikologi, pendidikan, geografi, linguistik, sejarah dan sosial budaya. Konsep kerangka berfikir ilmu sosial dalam pendekatannya ke iptek pertahanan, menggunakan perangkat kebijakan pemerintah dalam bentuk perundang-undangan serta melakukan kajian-kajian dengan data yang ada dilapangan (secara faktual). Hasil kajian/riset tersebut menghasilkan suatu khasanah baru yang mampu dijelaskan secara nyata di lapangan.
 Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, dimana IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.

Pengertian
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.

Ciri-cirinya :
Ciri nilai sosial di antaranya sebagai berikut.
1.   Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
2.   Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
3.   Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
4.   Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
5.   Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
6.   Dapat memengaruhi pengembangan diri sosial
7.   Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
8.   Cenderung berkaitan satu sama lain.
Klasifikasi
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).

1.  Nilai dominan

Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
1.   Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik , ekonomi, hukum, dan sosial.
2.   Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
3.   Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.
4.   Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.

2.  Nilai mendarah daging (internalized value)

Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Menurut Notonegoro,nilai sosial terbagi 3, yaitu:
1.   Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani seseorang.
2.   Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang.
3.   Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis seseorang.
Pengertian Nilai Menurut para Ahli
ü Kimball Young
Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
ü A.W.Green
Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
ü Woods
Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
ü M.Z.Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.
ü Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.
ü Karel J. Veeger
Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.

Ilmu sosial dan nilai-niai sosial
Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial pada hakikiatnya menghasilkan nilai-nilai milik bersama oleh warganya untuk memahami keberadaan masyarakat perlu memahami nilai-nilai yang di anutnya.
Setiap masyarakat mempunyai nilai-nilai sosial yang biasa disebut system sosial, berfungsi mengatur tatanan di dalam masyarakat.
 Menurut Sujito nilai-nilai sosial yang termasuk di dalamnya adalah tata asusila dan adat kesopanan. Nilai-nilai sosial merupakan ukuran di dalam menilai tindakan seseorang hubungannya dengan orang lain. Nilai sosial seseorang dapat diperhitungkan oleh orang lain apa yang akan dilakukan. Jika bertemu dua kelompok masyarakat yang saling tidak mengetahui nilai-nilai sosialnya biasanya tidak saling memperhatikan tindakan yang akan di lakukan.
Nilai-nilai sosial menurut Hanneman Samuel (1997) adalah prinsip yang berlaku di suatu masyarakat tentang apa yang baik, benar dan berharga yang seharusnya dimiliki atau dicapai oleh masyarakat.Nilai-nilai itu berfungsi untuk membimbing seseorang dalam melakukan suatu tindakan sehari-hari. Misalnya seorang anak bertamu di rumah temannya akan menyapa orang tua temannya dengan sopan, kalau anak mempunyai nilanilai tidak akan membuat gaduh di masyarakat.
   Nilai-nilai sosial menurut Dadjoeni (1985) menyangkut aspek-aspek yang di hendaki oleh masyarakat, baik berupa nilai uang, persaingan bebas maupun persamaan kesempatan memperoleh sesuatu yang diinginkan. Meskipun nilai sosial itu mendasari tatanan masyarakat, tetapi bagi warga masyarakat bersangkutan biasanya tidak menyadari adanya nilai-nilai tersebut. Hanya saja dalam keadaan di mana nilai-nilai tersebut terancam, maka penganutnya segera menyadarinya bahwa nilai-nilai tersebut perlu di pelihara dan penting dalam kehidupannya sebagai pengendali untuk berinteraksi satu sama lainnya.
   Selanjutnya Dadjoeni mengumpakan nilai-nilai sosial itu seperti kacamata yang berwarna untuk melihat sesuatu yang penting. Warna kacamata tersebut otomatis mewarnai apa yang di saksikan. Selain kesannya dengan warna kacamata yang lain untuk melihat masyarakat yang sama-sama di periksa. Namun ada juga ahli yang berpendapat bahwa nilai-nilai sosial adalah bersifat pribadi, sehingga hasil penilainnya adalah subjektif. Leundberg mengatakan bahwa sesuatu hal yang memiliki nilai apabila seseorang berperilaku menurut nilai bersangkutan, memegang teguh dan memeliharanya sebagai miliknya.
   Seorang ilmuan sosial dapat menunjukkan kepada kita nilai-nilai dan nilai-nilai tersebut kita ikuti secara konsisten dan konsekwen misalnya nilai-nilai kebebasan dan keamanan maka harus menunjukkan sejauh mana nilai-nilai itu melekat pada warga masyarakat.

Ilmu sosial budaya dasar dan penerapannya
Penerapan ilmu sosial dapat dilakukan oleh berbagai professional.  Apakah psikologi, sosiologi.atau antropolog.  Penerapannya berdasarkan bidanng keahliannya dan hasil penelitiannya atau dari pengalaman masing masing pribadi.  Penerapan ilmu sosial secara komprehensif dapat dilihat sbb:
1.     Di bidang pendidikan, lembaga pendidikan tergolong produsen yang terbesar dari berbagai studi ilmu sosial yang banyak menerapkan Tri dharmanya (pengabdian kepada masyarakat).  Para pendidik memakainya dalam melaksanakan transmisi budaya demi pelestarian peradaban.  prinsip mereka selalu mengikuti tata kerja ilmu-ilmu sosial tertentu, khususnya kejiwaan dan diterapkandalam proses belajar mengajar.  Usaha-usaha pengenalan mahasiswa kepada masyarakat, pengembangan kematangan maturities (emosional), lingkungan alam dengan menggunakan berbagai pokok tema yang di ambil dari ilmu sosial.  Ilmu pengetahuan sosial diajarkan di sekolah atau ditafsirkan sebagai kumplan saringan ilmu-imu sosial intk mengajarkan perguruan tinggi.
2.     Bidang pelayanan sosial (social work). Pelayanan osial yang terdidik disekolah atau akademi diberi pembekalan pengetahuan yang diambil dari psikologi, biologi, ekonomi dan sosiologi.  Pelayanan ditujukan epada kesejahteraan manusia. 
Usaha-usaha untuk menerapkan ilmu sosial adalah:
ü  Pengembangan, pemeliharaan, dan perbaikan efisiensi di bidang fisik, menta, dan sosial.
ü  Pencegahan kekurangan efesiensi sosial.
ü  Peningkatan adaptasi individu dalam kelompokdalam tata sosial yang berlaku di masyarakat.
ü  Pemeliharaan kondisi hidup sosial yang manusiawi mungin aplikasinya bersifat penyuluhan kepada komunitas masyarakat yang masih terbelakang.
ü  Bidang Psiatri sosial,ini merupakan pelayanan khusus untuk mengerti disorganisasi sosial dan mencegah terjadinya gngguan kejiwaan, sehingga dapat meringankan beban psikologi yang enderita gangguan mental. Disorganisasi sosial sebgian ahli memandang sebagai ekspresi individu ang mengalami disentigrasi sosial.menurut pandangan ini individu menderita disorganisasi sosial, karena konflik cultural. Akibatnya menimbulkan gejala neurosis. Sebenarnya disorganisasi disebabkan adanya pertentangan secara psikologis maupun fisik.


* Daftar Pustaka sengaja tidak dicantumkan karena data yang diperoleh bersumber dari beberapa orang

No comments: