Friday, 6 July 2012

Let's Thanks To God



Assalamu alaikum wr.wb. Alhamdulillahi rabbilalamin saudara(i)ku yang teramat kucintai karena Allah. Segenap limpahan rahmat dan karunia dari Ilahi tiada habisnya tercurah untuk kita segenap umat manusia. Begitupun Rasulullah yang dengan sabar lewat perjuangannya yang hingga nafas terakhir tetap memperjuangkan agama Allah demi kemaslahatan umatnya hingga sekarang sehingga kita pun masih hidup dengan tenang tanpa peperangan dan pertumpahan darah. Negara kita tercinta Indonesia yang masih bisa menjalankan perekonomian. Tidak seperti sauadara kita di belahan dunia lain yang harus menahan lapar dan haus bahkan dibantai seperti yang terjadi di irak dan masih banyak lagi.

         Saudaraku pernahkah kita berpikir akan penderitaan saudara kita? Akan kemanakah kita setelah ini? Tidak merasa pilukah kita bila melihat saudara kita yang telah kembali keharibaannya tewas secara mengenaskan bahkan diperkosa dan dikebiri terlebih dahulu? Marilah kita merenung sejenak atas apa yang terjadi di sekitar kita.

          Bersukurlah karena saat memejanmakan mata dan kita masih bisa merasakan setiap hembusan angin , lingkungan yang aman tanpa ada tangisan dan teriakan pemberontakan. Nah, apa yang Anda rasakan? Sadarkah kita dengan penuh kesadaran bahwa cinta Allah masih tercurah bagi kita yang masih saja berbalut lumpur dosa ini? Adakah kata “Alhamdulillah” atau “Terima kasih ya Allah atas segenap karuniamu” yang terucap oleh bibir Anda ataukah hati Anda wahai saudaraku? Pernahkan kita mengucap rasa syukur itu?

Apakah Anda pernah berpikir atas apa yang sebenarnya kita cari di dunia ini? Untuk apa kita hidup? Kemana kita akan kembali? Untuk apa semua itu saudaraku jika bukan untuk meraih cinta Allah. Sungguh beruntunglah saudara-saudara kita yang telah mampu merasakan cinta Allah dengan penuh khitmat karena bersyukur.

Mereka adalah orang-orang yang merasa rugi waktunya terlewatkan bila tidak menyebut asma Allah. Orang-orang yang hatinya senantiasa berzikir dan merasakan kenikmatan iman karena mengemis dan mengharap cinta dan ampunan Allah. Indah sekali, teramat menentramkan jiwa bila kita bisa merasakannya dan Tahukah Anda?

Perasaan itu susah digambarkan lewat kata-kata. Hanya perasaan yang tentram, damai, dan bahagia yang selalu menggema dalam hati-hati mereka yang merasakannya. Yah, perasaan itu saya namakan perasaan gelisah yang membahagiakan. Tidak percaya? Contohnya jika Anda mencintai seseorang yang teramat baik pada Anda. Pasti Anda akan teramat mencintainya dan takut sekali kehilangannya sehingga Anda gelisah. Kegelisahan Anda pun terjadi karena Anda takut dia akan meninggalkan Anda. Anda pun tetap ingin merasakan cinta dan kehangatan bersamanya. Hingga berbagai usaha untuk kebaikan Anda berdua pun rela Anda lakukan demi orang yang Anda cintai. Begitupun orang-orang yang mencintai Allah akan selalu bersyukur dan itu merambat dalam bentuk perilaku dan sikap yang mulia karena cintanya pada Allah.

Inilah hamba-hamba Allah yang mampu bersyukur. Mereka tidak hentinya bersyukur dan mengemis akan ampunan dan cinta Allah dan itu membawa mereka untuk selalu menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan kebaikan hingga Allah pun semakin cinta pada mereka. Cinta dan kasih sayang Allah juga terus mengalir dan selalu menggema serta membalut hati-hati mereka dengan lembut karena merasakan karunia Allah di dunia terlebih jika sudah di akhirat. Subhanallah.........

Terima Kasih atas cintamu Ya Allah. Kata Alhamdulillah, kami rasa belum mampu mewakili dan melukiskan atas kebaikan dan anugerah yang masih saja Engkau sematkan pada kami hambamu selama ini ya Rabb. Kami terlahir di agama kebenaran yang membawa kemaslahatan dalam kehidupan kami. Kami digolongkan kaum Nabi Muhammad yang merupakan kekasihmu dan Nabi yang hanya dia Engkau beri kesempatan untuk memberi syafaat pada kami kelak. Sungguh Indah mencintaimu Ya Rabb.

“Satu pelajaran penting bagi kita bersama bahwa kita juga harus rajin bershalawat pada Nabi agar kita mendapat syafaat-Nya kelak dan lewat Rasulullah pulalah kita mampu merasakan kedamaian dan indahnya islam, Alhamdulillah”

Saudaraku, segenap yang melekat pada hidup Anda adalah kepunyaan Allah. Keluarga, kekayaan, anak yang dikandung, sawah, ladang, istri, jabatan bahkan sehelai rambut dan sebulir nasi yang Anda lahap hingga organ-organ tubuh yang masih bekerja dalam diri Anda semua kepunyaan dan berasal dari Allah. Semuanya. Yah, semuanya tanpa terkecuali. “Maka dari itu marilah kita mengucap syukur detik ini juga, Alhamdulillah yang Allah”

Saudara(i)ku terkhusus saya sendiri yang telah lama merasakan kenikmatan atas karunia Allah. Marilah kita mengucap rasa syukur atas segala cinta dan karunia Allah pada hidup kita.

“Alhamdulillah ya Allah rasa terima kasihku semua tercurah hanya padamu. Lewat hamba-hambamu aku mampu merasakan nikmatnya hidup, indahnya islam seperti saat kami berbaur dan berbagi, merasakan kebahagiaan, dan kasih sayang dalam keluarga. Sungguh, Cintaku padamu seisi langit dan bumi bahwa tiada yang teramat pengasih, penyayang dan lebih kucintai selain Engkau ya Allah”

Apakah doa diatas mampu untuk kita aplikasikan bahwa Allah lebih kita cintai dari apa dan siapapun? Kemana rasa syukur kita wahai saudaraku? Apa yang mampu kita balaskan pada Allah? Tidak, tidak akan ada manusia yang mampu membalas semua cinta dan karunia Allah s.w.t. Lalu apa yang bisa kita perbuat?

Saudaraku, Tidakkah kita berpikir bahwa Allah terlalu dan teramat maha pengasih pada hambanya?. Dia yang telah dan tetap mencurahkan kasihnya pada kita hingga ini. ALLAH S.W.T. Namun apalah kita? kita tidak membalas kebaikan Allah bahkan untuk mengucap rasa syukur pun tak pernah. Apa gunanya lidah dan tubuh serta kehidupan kita ini bila tidak digunakan untuk mengabdi pada Allah. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada secuil dan sekecil bulir pasir pun penyesalan bila kita mencintai dan menaati Allah bahkan kita akan mendapatkan yang jauuuuuuuh lebih besar dan membahagiakan bila kita mencintai Allah. Percayalah.
           
          Mari kita mengulang setiap memori yang telah lalu. Di saat Anda mengalami kesusahan, kesedihan, dan kepenatan, kemana Anda akan mengadu? Di saat semua orang sibuk dengan urusan dunia mereka dan tak mampu mendengarkan Anda, kemana Anda akan meminta solusi? Yah, jawabannya tentu hanya pada Allah. Allah yang tetap hadir untuk Anda lewat sholat, doa dan jeritan hati Anda.

Dijamin, Anda pasti akan merasakan ketenangan batin dan kelegaan. Percaya, rahasia Anda pun terjamin jika Anda mengadu hanya pada Allah karena hanya Allah mengerti akan isi hati Anda karena Anda ciptaannya. Sedangkan manusia tidak akan mampu mengerti Anda sepenuhnya dan terkadang malah membocorkan masalah Anda karena mereka juga memiliki segi kesalahan dan kekhilafan.

Allah yang menciptakan Anda pasti tahu akan apa yang Anda rasakan dan hanya Allah pulalah yang mampu memberikan solusi atas masalah Anda karena masalah dan solusi semua datang dari Allah. Ingatlah, lewat masalah Allah ingin kita lebih kuat dan tangguh agar lebih tegar menjalani hidup dan merasakan kebahagiaan yang lebih besar lagi. Seseorang yang sering mengalami kesedihan pasti akan mengalami kebahagiaan yang lebih.

Setelah membaca ini silahkan Anda mengadukan setiap kegelisahan dan masalah Anda pada Allah saudaraku. Terutama saat sepertiga malam atau yang lebih kita kenal dengan sebutan sholat lail atau tahajjud dan rasakan perubahan apa yang terjadi setelah Anda mengadukan semua kegelisahan dan masalah Anda pada Allah. Anda akan merasakan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan yang luar biasa karena selalu melantunkan  asmanya. Anda akan terus mengemis ampunan, cinta dan kasihnya. Ingat bahwa perasaan damai dan ketentraman itu hanya bisa dirasakan oleh mereka yang betul-betul segenap dan sepenuh hati menguntai doa dan cinta pada Allah s.w.t.
          
          Saudaraku kapan kita akan sadar akan semua nikmat yang Allah berikan? Semuanya, yah semua yang kita miliki saat ini sudah mampukah untuk kita syukuri dengan mengucap asmanya walaupun itu hanya sekali sehari? Saya akan mengatakan Anda teramat dan sangatlah kikir bila tidak mampu mengucapkan rasa syukur.

          Tidak takutkan kita yang pada saat sakaratul maut saja sakitnya seperti tusukan 300 pedang. Ingatlah, bahwa kita berasal dari Allah dan hanya padanyalah kita akan kembali. Marilah kita memperbaiki kualitas diri. Allah tidak akan meminta apapun dari kita. Kita taat padanya itu pun Allah balas dengan kenikmatan surga. Apa, apa lagi yang menjadi alasan kita untuk tidak bersyukur wahai saudaraku? Mari membuka mata, hati dan fikiran kita. Kini resapilah dan rasakanlah setiap nikmat dan karunia yang Allah curahkan untuk kita.
        
     Ada yang mengatakan dibutuhkan Hidayah. Yah, hidayah yang banyak dikatakan orang belum menghampiri hati, jiwa, dan fikiran mereka. Astagfirullah. Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa hidayah itu tidak ditunggu melainkan di jemput. Dijemput wahai saudaraku. Contohnya jika Hp Anda rusak dan Anda hanya tinggal diam atau berdoa saja tanpa membawanya ke tukang servis maka mustahil Hp Anda akan baik seperti semula. Solusinya Hp harus Anda bawa ke tukang servis yang servisnya baik dan benar. Demikian halnya dengan Hidayah saudaraku. Kita harus menjemput hidayah itu dengan mendatangi majelis ilmu dan menjalankan kewajiban kita sebagai umat muslim. Seperti yang dikatakan Allah s.w.t. bahwa suatu kaum tidak akan berubah sebelum mereka yang merubahnya sendiri. Jadi dibutuhkan kesungguhan, usaha, dan kerja keras dan ingat segala sesuatu tergantung niat. Maka luruskanlah niat kita terlebih dahulu yang semuanya hanya karena Allah. Ok.
             
       Selanjutnya balasan apa yang akan Anda dapatkan jika Anda mencintai Allah dan sering mengucap syukur?. Baiklah, surga sudah menjadi balasan yang jelas bagi mereka yang patuh dan taat pada Allah sepenuh hati. Tapi sebelum kita merasakan kenikmatan surga. Apakah Anda pernah merasakan perasaan bahagia dan tentram selama manjadi manusia? Perasaan yang akan Allah tambatkan pada diri Anda melebihi dan lebih nikmat dan indah dari apa yang telah Anda rasakan sebelumnya. Perasaan indah itu akan terus Anda jaga dalam kedamaian hati Anda akibat mencintai Allah dan Itu dikarenakan segala sesuatu itu berasal darinya dan hanya Allah yang mampu melakukannya termasuk membuat Anda merasakan perasaan bahagia karena mencintainya.
      
         Saudaraku yang teramat dan sungguh kukasihi karena Allah. Hal mendalam yang menjadi pertanyaan saya kepada Anda sekalian ialah kapankah kita akan kembali pada Allah? Kita mulai dari hal yang kecil saja yaitu kata syukur. Apakah Anda sudah mengucap rasa syukur atas nikmat yang Allah beri? Apakah dulu Anda pun sudah sering mengucap rasa syukur?. Jangan khawatir jika dulu Anda sering lupa mengucap rasa syukur. Yang terpenting sekarang. Yah sekarang kita wajib mengucap rasa syukur hingga akhir hayat kita. Dan ingat seburuk apapun kita di masa lampau tapi masa depan kita masih suci dan itu tergantung dari langkah yang kita tempuh sekarang. Maka mintalah agar Allah meluruskan dan meridhoi serta memberi keberkahan pada setiap langkah yang anda tempuh, eizzz jangan lupa niat dan mengucap basmalah saat akan memulai sesuatu. Peace J

       Saudaraku, bila yang kecil saja bisa kita syukuri maka yang besar pun akan lebih kita syukuri dan nikmati dan tahukah Anda? Kebahagiaan dan cinta pada Allah itu bisa kita rasakan indahnya luar biasa bila kita mau bersyukur dengan sepenuh hati pada-Nya.

      Saya pun teramat sangat paling sungguh bersyukur menjadi hamba Allah. Diberi kesempatan lahir kedunia dan merasakan indahnya islam dan dekapan seorang Ibu serta kehangatan keluarga, memiliki bentuk fisik yang sempurna tanpa cacat, menempuh sekolah dan jurusan yang baik serta lingkungan dan orang-orang yang menambah kebahagiaan hidup saya yang kesemuanya membawa saya menjadi sosok yang lebih baik lagi dan itu semua karena Allah mencintai saya dan ingin menjadikan saya sebagai hamba yang mampu bersyukur dan mampu berkumpul bersama hambanya yang taat di Jannah-Nya kelak. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin. Demi Allah, hidup akan terasa indah dan membahagiakan bila kita mampu bersyukur dan cinta karena dan hanya pada Allah saudaraku. 

No comments: