Assalamu alaikum wr.wb.
Apa kabar saudaraku? Semoga Anda tetap dalam keadaan sehat walafiat dan
hati-hati ini tetap dibelai lembut oleh keimanan, ketakwaan, Ketulusan,
Keikhlasan, dan Kecintaan pada sang penguasa hati dan penguasa atas segala
sesuatu ALLAH S.W.T. aamiin.
Saudaraku, Masih
inginkah Anda Marah? kali ini inilah yang akan saya bahas tentang Marah yang merupakan salah satu emosi
pokok yang ada pada diri setiap manusia, selain bahagia, sedih dan masih banyak
lagi. Membahas tentang marah, pasti setiap orang pernah merasakannya bahkan
terkadang sukar untuk kita elakkan dalam kehidupan sehari-hari. Yah, ada-ada
saja hal yang membuat emosi yang satu ini tumbuh dan berkecamuk dalam diri
setiap insan.
Saudaraku, memang sulit
benar mengendalikan emosi yang satu ini. Apalagi bila kita sudah dihadapkan
oleh banyak masalah dan kemudian datang lagi masalah baru yang secara tidak sengaja
telah membawa kita pada siklus yang semakin memancing emosi hingga timbullah
rasa marah. Situasi dan kondisi yang tidak baik seperti inilah yang sering
membawa kita pada kebodohan, dosa yang merupakan
jalan bagi syetan untuk lebih menjurumuskan kita pada sikap yang tidak terpuji.
Perlu kita ketahui bahwa marah hanya akan menimbulkan kemudaratan dan penyesalan
dan merupakan tindakan orang-orang bodoh.
Mengapa saya berujar
demikian. Mari kita pikirkan bersama bahwa seseorang yang sering memperturutkan
amarahnya malah akan lebih banyak mendapatkan masalah baru bahkan penyesalan
yang mendalam bukan solusi.
Berbeda bila kita mampu
menahan atau mengatasi rasa amarah dalam jiwa dengan cara yang lebih tenang dan
arif. Percayalah saudaraku bahwa orang yang tidak mampu meredam rasa amarah
adalah mereka yang tidak kuat imannya dan mudah dihasut syetan untuk melakukan
hal yang lebih keji.
Saya akan memberikan satu
contoh akibat dari memperturutkan rasa marah. Suatu hari ada seseorang pemuda
bersama temannya sedang berkebun. Namun temannya secara tidak sadar telah
mengeluarkan statement yang menyinggung si A hingga si A marah dan langsung
memukul temannya dengan kapak sebagai bentuk rasa amarahnya. Dan tahukah Anda
akhir dari itu semua adalah kematian temannya akibat pukulan keras yang berasal
si A karena amarah yang bergejolak dari batin si A hingga yang menggemalah
hanyalah rasa penyesalan. Inilah cara syetan dalam menjurumuskan kita setahap
demi setahap dalam jurang kebodohan dan kesesatan hingga neraka pun siap
menyambut kedatangan kita yang tidak mampu mengendalikan rasa amarah.
Saudaraku, tahukah Anda
bahwa amarah juga memiliki pengaruh terhadap saraf manusia yang kemudian juga
akan berpengaruh terhadap jantung, bahkan bisa menyebabkan jantung kita
berhenti berdetak dan pada akhirnya berujung kematian. Seperti yang sering kita
dengar dalam kehidupan bahwa banyak orang yang menderita penyakit jantung
ataupun tensi darahnya meninggi itu semua juga disebabkan akibat terlalu
memperturutkan rasa marah. Rasulullah menyebutkan ini dengan istilah serangan
jantung. Marah pun akan menyebabkan hati dan pikiran ragu saat kita akan
mengambil suatu keputusan karena tidak terkendalinya akal dengan baik.
Betul-betul rasa amarah sama sekali tidak bisa menjadi solusi bagi kita.
Benarkan saudaraku?
Saudaraku, sebenarnya
untaian ini saya tulis karena terinspirasi setelah membaca sebuah buku dengan judul
“Jangan Mudah Marah!” Yang ditulis oleh Syaikh Fauzi Said dan DR. Nayif
Al-Hamid. Salah satu bagian yang saya baca mengatakan bahwa “petaka kelembutan
adalah kebodohan yang membahayakan sedangkan musuh akal adalah membanggakan
diri dan marah”.Dijelaskan pula bahwa tingkatan manusia dalam menahan marah terbagi
atas 3 yaitu :
1. At-Tafrith,
yaitu orang-orang yang sama sekali tidak memiliki atau lemah rasa amarahnya.
2. Al-Ifrath,
yaitu orang-orang yang setiap kali marah tidak mampu menguasai akal sehatnya
sehingga tidak mampu keluar dari rambu-rambu agama. Akibatnya kecerdasan hati,
kemampuan analisis, ide, dan pilihan sikapnya saat itu tidak berfungsi.
3. Al-I’tidal,
yaitu orang-orang yang tetap terpuji dalam kemarahannya karena dia selalu
menggunakan pertimbangan agama dan akal sehat dalam kemarahannya.
Saudaraku, Marah dalam
agama islam pun jelas di larang karena merupakan bentuk emosi yang mampu
mendatangkan kemudaratan yang sangat besar. Sebuah riwayat bahwa Yahya bin
Zakariya bertemu dengan Isa bin Maryam dan mengatakan
“Beritahukanlah
kepadaku perbuatan-perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada ridha Allag dan
menjauhkan diri murka-Nya”
Atas permintaan wasiat itu,
Isa Bin Maryam pun berkata
“Jangan
MARAH”.
Yahya pun kembali
bertanya
“Apakah
Penyebab munculnya rasa marah?”
Isa kembali menjawab
“Merasa
mulia dengan diri sendiri, adanya semangat yang terlampau menggebu-gebu, dan
muncullah perasaan sombong dan bangga.
Saudaraku, penyebab timbulnya
rasa marah juga dikatakan disebabkan oleh banyak hal seperti Ujub yaitu rasa
bangga terhadap diri sendiri dan ini merupakan tema dekat kesombongan dan
kesombongan merupakan salah satu dosa besar. Kedua, Perdebatan/perselisihan.
Ketiga, Senda gurau. Mengapa senda gurau? Hal itu disebabkan kebanyakan orang
sering bersenda gurau yang melampaui batasan syar’i, baik dengan pengutaraan
yang tidak berfaedah atau bahkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain
hingga bisa menimbulkan amarah dan terjadilah kerusakan seperti pembunuhan
akibat sakit hati dan amarah. Keempat, penghianatan (pelanggaran janji). Satu
pelajaran baru bahwa kita juga harus berhati-hati dalam berjanji karena itu
hutang dan sakral, bukan begitu?
Adapula perkataan Imam
Al-Ghazali yang mengatakan
“Termasuk motif paling
kuat yang dapat membangkitkan kemarahan kalangan orang-orang adalah anggapan
mereka bahwa rasa marah merupakan simbol dari keberanian, kejantanan, kemuliaan
diri, serta tingginya cita-cita”.
Saudaraku, hal lain
bahwa kita juga tidak boleh marah atas dasar karena membela kebatilan seperti
tidak menyukai adanya majelis agama karena menganggap kolot dan menyebar
pemahaman salah. Tetapi marahlah yang terpuji seperti kemarahan terhadap
pertumpahan darah (genosida) yang melanda kaum muslimin khususnya, pelecehan
harga diri, perampasan harta, serta penghancuran (penjajahan) negara-negara
kaum muslimin secara zalim terutama yang sesuatu yang merusak dan melecehkan
agama apalagi ALLAH. Saudaraku, dengan marah pada tempatnya atau marah yang
terpuji dikatakan pertanda kuatnya keimanan, dan tanda sehatnya jasmani.
Sebagai penutup, saya juga
mengutip beberapa hadist dari buku “Jangan Mudah Marah!” Yang ditulis oleh
Syaikh Fauzi Said dan DR. Nayif Al-Hamid yang Insya ALLAH bisa membuat
sauadaraku lebih bisa meredam amarah yaitu :
“Orang
yang kuat itu bukalah orang yang pandai bergulat, hanya saja orang yang kuat
adalah orang yang dapat menahan kemarahannya “(HR.Al-Bukhari dan Muslim)
“Apabila salah seorang di antara kamu marah,
sedangkan ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk agar hilang
kemarahan darinya. Bila tidak, maka berbaringlah”
Seseorang bertanya pada
Rasulullah
“Tunjukkanlah
kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga serta tidak
membebaniku. Beritahukan kepadaku ucapan yang mudah aku jalankan. Ajarkan
kepadaku sesuatu hjangan banyak-banyak agar aku dapat melaksanakannya, Apakah
yang dapat menjauhkanku dari Murka ALLAH?”
Maka Rsulullah menjawabnya dengan
satu jawaban untuk beberapa pertanyaan, yaitu
“JANGAN MARAH”.
“Ada
tiga perkara yang jika terdapat pada diri seseorang, niscaya ALLAH akan
melindunginya dalam naungannya, meliputinya dengan rahmat-Nya, serta memasukkannya
dalam kasih sayang-Nya yaitu seseorang yang jika diberi ia berterima kasih
(bersyukur), dan jika mampu untuk marah (hendak marah) ia memberikan maaf,
serta pada saat marah ia bisa meredakan kemarahannya”
“Jangan
marah, maka bagimu surga”
Tips tambahan dari saya
ketika Anda marah ataupun mulai merasakan kemarahan dalam relung jiwa yaitu :
11. Segerakan berwudhu karena wudhu juga
bisa meredam emosi bahkan dianjurkan dalam agama,
22. Rendam kepala Anda pada wadah yang
berisi air untuk menghilangkan kepenatan dalam kepala. Insya Allah Anda akan
merasa lebih baik,
33. Ucapkan Taawudz dengan sepenuh hati dan
penuh penghayatan maka Anda akan merasakan ketenangan dan mampu mengendalikan
emosi,
44. Yang terakhir yaitu mawas diri terhadap godaan/
hasutan syetan yang sering membisikkan kenikmatan sesaat dan memperturutkan
hawa nafsu Namun berakhir dosa dan penyesalan. Hal yang sebaiknya Anda lakukan
ialah mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum bertindak. Hal yang banyak
mudaratnya maka tinggalkan.
Dan
Hal yang terpenting bahwa ingatlah ALLAH everytime, everywhere and whatever you
Do In Your Life karena dengan mengingat ALLAH maka hati akan menjadi tenang dan
kita senantiasa merasa dekat dan diawasi hingga tertatalah sikap dan perilaku ini
hingga kita terbawa pada akhlak yang mulia dan kehidupan yang lebih baik. Aamiin.
Pertanyaan
terakhir dari saya
“Masih
Inginkah Anda Marah dengan memperturutkan emosi dan hawa nafsu yang hanya akan
membawa kemudaratan dan murka Allah?”
Jawaban
dan realisasinya ada pada Anda saudaraku. Semoga kita Senantiasa dituntun dalam
kebaikan dan kasih sayang ALLAH S.W.T. aamiin.
Eiiiitzzzzzz
Semoga Kita Tidak Pernah Lupa Mengucapkan Basmalah atas setiap apa yang akan
kita lakukan :):):):):).............
Salam
Hangat Untukmu Saudaraku Yang Teramat Kucintai Karena Allah
No comments:
Post a Comment