Wednesday, 13 June 2012

Masih Inginkah Anda Marah ?




Assalamu alaikum wr.wb. Apa kabar saudaraku? Semoga Anda tetap dalam keadaan sehat walafiat dan hati-hati ini tetap dibelai lembut oleh keimanan, ketakwaan, Ketulusan, Keikhlasan, dan Kecintaan pada sang penguasa hati dan penguasa atas segala sesuatu ALLAH S.W.T. aamiin.

Saudaraku, Masih inginkah Anda Marah? kali ini inilah yang akan saya bahas tentang Marah yang merupakan salah satu emosi pokok yang ada pada diri setiap manusia, selain bahagia, sedih dan masih banyak lagi. Membahas tentang marah, pasti setiap orang pernah merasakannya bahkan terkadang sukar untuk kita elakkan dalam kehidupan sehari-hari. Yah, ada-ada saja hal yang membuat emosi yang satu ini tumbuh dan berkecamuk dalam diri setiap insan.

Saudaraku, memang sulit benar mengendalikan emosi yang satu ini. Apalagi bila kita sudah dihadapkan oleh banyak masalah dan kemudian datang lagi masalah baru yang secara tidak sengaja telah membawa kita pada siklus yang semakin memancing emosi hingga timbullah rasa marah. Situasi dan kondisi yang tidak baik seperti inilah yang sering membawa kita pada kebodohan, dosa  yang merupakan jalan bagi syetan untuk lebih menjurumuskan kita pada sikap yang tidak terpuji. Perlu kita ketahui bahwa marah hanya akan menimbulkan kemudaratan dan penyesalan dan merupakan tindakan orang-orang bodoh.


Mengapa saya berujar demikian. Mari kita pikirkan bersama bahwa seseorang yang sering memperturutkan amarahnya malah akan lebih banyak mendapatkan masalah baru bahkan penyesalan yang mendalam bukan solusi.

Berbeda bila kita mampu menahan atau mengatasi rasa amarah dalam jiwa dengan cara yang lebih tenang dan arif. Percayalah saudaraku bahwa orang yang tidak mampu meredam rasa amarah adalah mereka yang tidak kuat imannya dan mudah dihasut syetan untuk melakukan hal yang lebih keji.

Saya akan memberikan satu contoh akibat dari memperturutkan rasa marah. Suatu hari ada seseorang pemuda bersama temannya sedang berkebun. Namun temannya secara tidak sadar telah mengeluarkan statement yang menyinggung si A hingga si A marah dan langsung memukul temannya dengan kapak sebagai bentuk rasa amarahnya. Dan tahukah Anda akhir dari itu semua adalah kematian temannya akibat pukulan keras yang berasal si A karena amarah yang bergejolak dari batin si A hingga yang menggemalah hanyalah rasa penyesalan. Inilah cara syetan dalam menjurumuskan kita setahap demi setahap dalam jurang kebodohan dan kesesatan hingga neraka pun siap menyambut kedatangan kita yang tidak mampu mengendalikan rasa amarah.

Saudaraku, tahukah Anda bahwa amarah juga memiliki pengaruh terhadap saraf manusia yang kemudian juga akan berpengaruh terhadap jantung, bahkan bisa menyebabkan jantung kita berhenti berdetak dan pada akhirnya berujung kematian. Seperti yang sering kita dengar dalam kehidupan bahwa banyak orang yang menderita penyakit jantung ataupun tensi darahnya meninggi itu semua juga disebabkan akibat terlalu memperturutkan rasa marah. Rasulullah menyebutkan ini dengan istilah serangan jantung. Marah pun akan menyebabkan hati dan pikiran ragu saat kita akan mengambil suatu keputusan karena tidak terkendalinya akal dengan baik. Betul-betul rasa amarah sama sekali tidak bisa menjadi solusi bagi kita. Benarkan saudaraku?

Saudaraku, sebenarnya untaian ini saya tulis karena terinspirasi setelah membaca sebuah buku dengan judul “Jangan Mudah Marah!” Yang ditulis oleh Syaikh Fauzi Said dan DR. Nayif Al-Hamid. Salah satu bagian yang saya baca mengatakan bahwa “petaka kelembutan adalah kebodohan yang membahayakan sedangkan musuh akal adalah membanggakan diri dan marah”.Dijelaskan pula bahwa tingkatan manusia dalam menahan marah terbagi atas 3 yaitu :
1. At-Tafrith, yaitu orang-orang yang sama sekali tidak memiliki atau lemah rasa amarahnya.
2.  Al-Ifrath, yaitu orang-orang yang setiap kali marah tidak mampu menguasai akal sehatnya sehingga tidak mampu keluar dari rambu-rambu agama. Akibatnya kecerdasan hati, kemampuan analisis, ide, dan pilihan sikapnya saat itu tidak berfungsi.
3.   Al-I’tidal, yaitu orang-orang yang tetap terpuji dalam kemarahannya karena dia selalu menggunakan pertimbangan agama dan akal sehat dalam kemarahannya.

Saudaraku, Marah dalam agama islam pun jelas di larang karena merupakan bentuk emosi yang mampu mendatangkan kemudaratan yang sangat besar. Sebuah riwayat bahwa Yahya bin Zakariya bertemu dengan Isa bin Maryam dan mengatakan

“Beritahukanlah kepadaku perbuatan-perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada ridha Allag dan menjauhkan diri murka-Nya”

Atas permintaan wasiat itu, Isa Bin Maryam pun berkata

“Jangan MARAH”.

Yahya pun kembali bertanya

“Apakah Penyebab munculnya rasa marah?”

Isa kembali menjawab

“Merasa mulia dengan diri sendiri, adanya semangat yang terlampau menggebu-gebu, dan muncullah perasaan sombong dan bangga.

Saudaraku, penyebab timbulnya rasa marah juga dikatakan disebabkan oleh banyak hal seperti Ujub yaitu rasa bangga terhadap diri sendiri dan ini merupakan tema dekat kesombongan dan kesombongan merupakan salah satu dosa besar. Kedua, Perdebatan/perselisihan. Ketiga, Senda gurau. Mengapa senda gurau? Hal itu disebabkan kebanyakan orang sering bersenda gurau yang melampaui batasan syar’i, baik dengan pengutaraan yang tidak berfaedah atau bahkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain hingga bisa menimbulkan amarah dan terjadilah kerusakan seperti pembunuhan akibat sakit hati dan amarah. Keempat, penghianatan (pelanggaran janji). Satu pelajaran baru bahwa kita juga harus berhati-hati dalam berjanji karena itu hutang dan sakral, bukan begitu?

Adapula perkataan Imam Al-Ghazali yang mengatakan

“Termasuk motif paling kuat yang dapat membangkitkan kemarahan kalangan orang-orang adalah anggapan mereka bahwa rasa marah merupakan simbol dari keberanian, kejantanan, kemuliaan diri, serta tingginya cita-cita”.

Saudaraku, hal lain bahwa kita juga tidak boleh marah atas dasar karena membela kebatilan seperti tidak menyukai adanya majelis agama karena menganggap kolot dan menyebar pemahaman salah. Tetapi marahlah yang terpuji seperti kemarahan terhadap pertumpahan darah (genosida) yang melanda kaum muslimin khususnya, pelecehan harga diri, perampasan harta, serta penghancuran (penjajahan) negara-negara kaum muslimin secara zalim terutama yang sesuatu yang merusak dan melecehkan agama apalagi ALLAH. Saudaraku, dengan marah pada tempatnya atau marah yang terpuji dikatakan pertanda kuatnya keimanan, dan tanda sehatnya jasmani. 

Sebagai penutup, saya juga mengutip beberapa hadist dari buku “Jangan Mudah Marah!” Yang ditulis oleh Syaikh Fauzi Said dan DR. Nayif Al-Hamid yang Insya ALLAH bisa membuat sauadaraku lebih bisa meredam amarah yaitu :

“Orang yang kuat itu bukalah orang yang pandai bergulat, hanya saja orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan kemarahannya “(HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Apabila salah seorang di antara kamu marah, sedangkan ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk agar hilang kemarahan darinya. Bila tidak, maka berbaringlah”


Seseorang bertanya pada Rasulullah

“Tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga serta tidak membebaniku. Beritahukan kepadaku ucapan yang mudah aku jalankan. Ajarkan kepadaku sesuatu hjangan banyak-banyak agar aku dapat melaksanakannya, Apakah yang dapat menjauhkanku dari Murka ALLAH?” 

Maka Rsulullah menjawabnya dengan satu jawaban untuk beberapa pertanyaan, yaitu 

“JANGAN MARAH”.


“Ada tiga perkara yang jika terdapat pada diri seseorang, niscaya ALLAH akan melindunginya dalam naungannya, meliputinya dengan rahmat-Nya, serta memasukkannya dalam kasih sayang-Nya yaitu seseorang yang jika diberi ia berterima kasih (bersyukur), dan jika mampu untuk marah (hendak marah) ia memberikan maaf, serta pada saat marah ia bisa meredakan kemarahannya”

“Jangan marah, maka bagimu surga”

Tips tambahan dari saya ketika Anda marah ataupun mulai merasakan kemarahan dalam relung jiwa yaitu :
11.  Segerakan berwudhu karena wudhu juga bisa meredam emosi bahkan dianjurkan dalam agama,
22. Rendam kepala Anda pada wadah yang berisi air untuk menghilangkan kepenatan dalam kepala. Insya Allah Anda akan merasa lebih baik,
33. Ucapkan Taawudz dengan sepenuh hati dan penuh penghayatan maka Anda akan merasakan ketenangan dan mampu mengendalikan emosi,
44. Yang terakhir yaitu mawas diri terhadap godaan/ hasutan syetan yang sering membisikkan kenikmatan sesaat dan memperturutkan hawa nafsu Namun berakhir dosa dan penyesalan. Hal yang sebaiknya Anda lakukan ialah mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum bertindak. Hal yang banyak mudaratnya maka tinggalkan.

Dan Hal yang terpenting bahwa ingatlah ALLAH everytime, everywhere and whatever you Do In Your Life karena dengan mengingat ALLAH maka hati akan menjadi tenang dan kita senantiasa merasa dekat dan diawasi hingga tertatalah sikap dan perilaku ini hingga kita terbawa pada akhlak yang mulia dan kehidupan yang lebih baik. Aamiin.

Pertanyaan terakhir dari saya

“Masih Inginkah Anda Marah dengan memperturutkan emosi dan hawa nafsu yang hanya akan membawa kemudaratan dan murka Allah?”

Jawaban dan realisasinya ada pada Anda saudaraku. Semoga kita Senantiasa dituntun dalam kebaikan dan kasih sayang ALLAH S.W.T. aamiin.


Eiiiitzzzzzz Semoga Kita Tidak Pernah Lupa Mengucapkan Basmalah atas setiap apa yang akan kita lakukan :):):):):).............

Salam Hangat Untukmu Saudaraku Yang Teramat Kucintai Karena Allah

No comments: