Sunday, 1 September 2013

THE DEFINITION AND BRANCHES OF LINGUISTICS


The Definition of Linguistics.
Linguistics is study of language.
Linguistics is concerned with human language as a universal and recognizable part of human behavior and of the human abilities. Raja T. Nasr (1984).
Linguistics is competence as being a persons potential to speak a language, and his or her linguistics performance as the realization of that potential. Monica Crabtree & Joyce Powers (1994).

The Branches of linguistics
1. General linguistic generally describes the concepts and categories of a particular language or among all language. It also provides analyzed theory of the language.
Descriptive linguistic describes or gives the data to confirm or refute the theory of particular language explained generally.
2. Micro linguistic is narrower view. It is concerned internal view of language itself (structure of language systems) without related to other sciences and without related how to apply it in daily life. Some fields of micro linguistic:
a. Phonetics, the study of the physical properties of sounds of human language
b. Phonology, the study of sounds as discrete, abstract elements in the speaker's mind that distinguish meaning
c. Morphology, the study of internal structures of words and how they can be modified
d. Syntax, the study of how words combine to form grammatical sentences
e. Semantics, the study of the meaning of words (lexical semantics) and fixed word combinations (phraseology), and how these combine to form the meanings of sentences
f. Pragmatics, the study of how utterances are used (literally, figuratively, or otherwise) in communicative acts
g. Discourse analysis, the analysis of language use in texts (spoken, written, or signed)
h. Applied linguistic is the branch of linguistic that is most concerned with application of the concepts in everyday life, including language-teaching.


AKAL SEHAT DAN PENGETAHUAN SOSIAL


POLA PIKIR MANUSIA
Setiap manusia pasti memiliki pola pikir dan cara pandang tentang segala hal, karena pada setiap manusia dilengkapi dengan akal. Pola pikir membentuk kepribadian yang sangat unik dalam hidup manusia. Hal ini terutama terlihat dalam  pola kita menentukan cita-cita, impian dan tujuan hidup.
Proses pembentukan kerangka berpikir dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dengan bertambahnya usia bertambah pula informasi yang masuk ke dalam pikiran. Berapa banyak informasi yang masuk ke dalam pikiran ketika seseorang sudah remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-kakek kita tidak tahu.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran pun beragam, mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kampus. Bukan hanya itu saja, masih ada pengalaman-pengalaman unik dalam hidup kita seperti rasa cinta, kerugian , atau  kecelakaan. Secara tidak langsung pengalaman – pengalaman kita membentuk pola pikir kita.
Pola pikir itu sendiri dapat timbul dengan sendirinya ketika manusia itu terbentur oleh suatu permasalahan yang akhirnya menyebabkan terbentuk karakternya oleh permasalahannya itu sendiri. Sehingga manusia itu memiliki langkah atau antisipasi yang bermacam – macam dalam menyikapi setiap permasalahan tersebut yang akan terekam sebagai suatu pengalaman.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran membentuk ragam pola dalam pikiran. Besarnya pola tergantung dari berapa sering informasi masuk ke dalam pikiran dan berapa dalam kesan yang diberikannya. Semakin sering atau semakin berkesan sebuah informasi semakin kuat pola pikir yang dibentuk.
Kuat atau besarnya pola pikir kita akan berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari. akan ada informasi yang ditolak dan diterima dan ini tergantung dari pola yang dominan dalam pikiran kita. Pola yang dominan inilah salah satu penyebab utama mengapa muncul perbedaan pendapat atau perdebatan dalam percakapan, diskusi atau rapat.
Pandangan – pandangan hidup pada dasarnya terbentuk oleh beberapa faktor yang sangat dominan mempengaruhi manusia, antara lain :
1.   Cita –  cita
2.   Pengalaman
3.   Pendidikikan
4.   Pergaulan
Keempat faktor tersebut merupakan faktor yang membentuk dan mempengaruhi pola pikir, kedewasaan dan pandangan hidup seseorang.

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

A.         PENGERTIAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita jarang mengupas sekilas tentang perbedaan antara pengetahuan dan ilmu agar tidak terjebak pada kesalahpahaman mengenai keduanya, sehingga pembaca bisa memahami dengan mudah dan benar apa yang dimaksud dengan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dalam makalah ini. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem, dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sementara itu, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak berarti semua ilmu adalah pengetahuan.
Uraian singkat di atas menggiring kita pada kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan di sini adalah ilmu bukan pengetahuan. Ilmu beraneka-ragam. Maskoeri Jasin membagi ilmu pengetahuan ke tiga kategori besar.
Pertama, Ilmu Pengetahuan Sosial yang meliputi psikologi, pendidikan, antropologi, etnologi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.
Kedua, Ilmu Pengetahuan Alam yang meliputi fisika, kimia, dan biologi (botani, zoologi, morfologi, anatomi, fisiologi, sitologi, histologi, dan palaentologi).
Ketiga, Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang meliputi geologi (petrologi, vulkanologi, dan mineralogi), astronomi, dan geografi (fisiografi dan geografi biologi).
Karena luasnya cakupan ilmu, penulis hanya fokus pada sejarah perkembangan sebagian ilmu dari masa ke masa yang terekam oleh literatur-literatur sejarah yang ada dan menyebutkan sebagian tokoh di balik penemuan teori ilmu dan pengembangannya.
Sebagai kesimpulan bahwa Pengertian ilmu pengetahuan secara umum adalah suatu sistem yang terdiri dari pengetahuan pengetahuan (ilmiah) yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran (ilmiah) dan sedapat mungkin untuk mencapai kebahagiaan umat manusia.
Jenis dari ilmu pengetahuan adalah sistemnya. Pembedanya adalah kumpulan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran dan sedapat mungkin untuk kebahagiaan umat manusia. Selain itu poin penting yang perlu dicatat di sini adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan pengembangan moral-spiritual manusianya, karena sebagaimana kita tahu, perkembangan ilmu pengetahuan selain berdampak positif, ia juga berdampak negatif bagi kehidupan manusia dan hal yang berkaitan dengan dampak akan di bahas pada pembahasan berikutnya.   
B.         SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Sejarah dapat dilihat dari segi kronologis dan geografis. Untuk itu, sejarah ilmu dapat dilihat melalui kurun waktu di mana sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas atau karakteristik tertentu, dan pada dasarnya merupakan sejarah pikiran umat manusia yang terlepas dari asal usul kebangsaan maupun asal mula negara. Oleh karena itu untuk membahas lintasan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan digunakan urutan waktu dari satu zaman yang terdahulu ke zaman berikutnya.
 Dengan demikian dalam makalah ini kami membagi pembahasan tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan ke dalam tujuh kategori, yaitu perkembangan ilmu pada:
1.     Zaman Pra-Yunani Kuno
2.     Zaman Yunani Kuno
3.     Zaman Romawi
4.     Zaman Pertengahan
5.     Zaman Renaisance
6.     Zaman Modern, dan
7.     Zaman Kontemporer

1.    PERKEMBANGAN ILMU DALAM ZAMAN PRA-YUNANI KUNO
Perkembangan ilmu pada zaman ini secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu:      
  1. Zaman Batu Tua
  2. Zaman Batu Muda, dan 
  3. Zaman Logam.
Zaman Batu Tua (4 juta tahun s.M sampai 20.000/10.000 s.M), dengan tokohnya adalah manusia purba, perkembangan ilmu dicirikan dengan penggunaan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem “trial and error” (mencoba-coba dan salah) yang kemudian berkembang menjadi “know how”.
Zaman Batu Muda (abad 100 – abad 20 s.M), dengan tokohnya adalah kerajaan-kerajaan Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India, dan Cina, telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat siginifikan, seperti kemampuan menulis (dinyatakan dengan gambar dan simbol atau lambang-lambang), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang perbintangan, matematika, perdagangan, dan hukum.
Zaman Logam (abad 20 s.M - abad 6 s.M), dengan tokohnya kerajaan Mesir, juga kerajaan Cina dan Sumeria, berkembang pemakaian logam, terutama besi dan perunggu sebagai bahan peralatan sehari-hari, baik sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang dan patung. Contohnya adalah karya-karya, seperti patung istri raja Firaun (Neferitti ) dari Mesir; penggunaan alat-alat dari besi sekitar abad 15 s.M di Sumeria (Irak), penggunaan peralatan perang dari perunggu di Cina pada masa Dinasti Shang (abad 15 s.M), dan penggunaan besi untuk peralatan perang pada masa Dinasti Chin (abad 5 s.M).

KEANEKARAGAMAN HAYATI


a. Keanekaragaman gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya :
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genoti
L = lingkungan
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.misalnya variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada dalamnya ada harimau.Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
1) Dengan mengetahui adanya keanekaragamaan gen merupakan modal dasar untuk melakukan rekayasa genetika dan hibridisasi (kawin silang) untuk mendapatkan bibit unggul yang diharapkan.
2) Dengan mengetahui adanya kenaekaragaman jenis dapat menuntun kita untuk mencari alternatif dari bahan makanan, bahan sandang, dan papan, juga dapat menuntun kita memilih hewan-hewan unggul yang dapat dibudidayakan.
3) Dengan mengetahui adanya keanekaragaman ekosistem kita dapat mengembangkan sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan peternakan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Manfaat mempelajari Keanekaragaman Hayati
4. Usaha manusia untuk melestarikan keanekaragan hayati
5. Metode / cara mempelajari Keanekaragaman hayati
Keanekaragamnan Makhluk Hidup/ hayati terdiri dari kata Keanekaragaman dan hayati . Keanekaragaman dalam bahasa Inggris berarti Diversity yang memiliki arti beraneka macam , sedangkan hayati dapatdi artikan sebagai Mahluk hidup (bio). Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Jadi, Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah serta ciri lain. berarti ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah serta sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup, baik tingkat genetik (dalam satu spesies), tingkat jenis(spesies), maupun tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati pun dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
Keanekaragamnan Makhluk Hidup/ hayati terdiri dari kata Keanekaragaman dan hayati . Keanekaragaman dalam bahasa Inggris berarti Diversity yang memiliki arti beraneka macam , sedangkan hayati dapatdi artikan sebagai Mahluk hidup (bio). Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Jadi, Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah serta ciri lain. berarti ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah serta sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup, baik tingkat genetik (dalam satu spesies), tingkat jenis(spesies), maupun tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati pun dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
2. Macam keanekaragaman hayati dan contohnya
a. Keanekaragaman gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya :
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genoti
L = lingkungan
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.misalnya variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada dalamnya ada harimau.Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
1) Dengan mengetahui adanya keanekaragamaan gen merupakan modal dasar untuk melakukan rekayasa genetika dan hibridisasi (kawin silang) untuk mendapatkan bibit unggul yang diharapkan.
2) Dengan mengetahui adanya kenaekaragaman jenis dapat menuntun kita untuk mencari alternatif dari bahan makanan, bahan sandang, dan papan, juga dapat menuntun kita memilih hewan-hewan unggul yang dapat dibudidayakan.
3) Dengan mengetahui adanya keanekaragaman ekosistem kita dapat mengembangkan sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan peternakan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Usaha manusia untuk melestarikan keanekaragan hayati
5. Metode / cara mempelajari Keanekaragaman hayati
Konservasi eks-situ dilakukan dengan cara menanam tumbuhan atau hewan di tempat bukan habibat asli tetapi memiliki ekosistem yang mirip. Ada tujuh bidang yang menjadi fokus pelaksanaan upaya ini:


                 Keanekaragamnan Makhluk Hidup/ hayati terdiri dari kata Keanekaragaman dan hayati . Keanekaragaman dalam bahasa Inggris berarti Diversity yang memiliki arti beraneka macam , sedangkan hayati dapatdi artikan sebagai Mahluk hidup (bio). Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Jadi, Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah serta ciri lain. berarti ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah serta sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup, baik tingkat genetik (dalam satu spesies), tingkat jenis(spesies), maupun tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati pun dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
2. Macam keanekaragaman hayati dan contohnya
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
b. Keanekaragaman jenis (spesies)
c. Keanekaragaman ekosistem
Ketiga tingkat keanekaragaman hayati dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai Keanekaragaman hayati. Maksud dari konsep ini adalah :
1.     Arti Keanekaragaman Makhluk Hidup/ Keanekaragaman Hayati
Ø  Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
Ø  Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
Ø  b. Keanekaragaman jenis (spesies)
Ø  c. Keanekaragaman ekosistem
Ø  Ketiga tingkat keanekaragaman hayati dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai Keanekaragaman hayati. 

A.    Pengertian keanekaragaman makhluk hidup
Keanekaragamnan hayati terdiri dari kata Keanekaragaman dan hayati . Keanekaragaman dalam bahasa Inggris berarti Diversity yang memiliki arti beraneka macam , sedangkan hayati dapatdi artikan sebagai Mahluk hdup (bio ). Jadi secara luas Keanekaragaman hayati merupakan beraneka macam mahluk hidup di bumi ini . Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Banyaknya keanekaragaman mahluk hidup ini meyebabkan diperlukannya pengenalan lebih dini kepada siswa untuk menyadarinya melalui pembelajaran di sekolah.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah serta ciri lain.
Analisis terhadap beberapa ciri yang diwariskan secara genetik menunjukkan bahwa memang ada sumbangan peran ciri-ciri genetik yang menentukan keunikan individu. Keunikan ini tampak dalam memberi tanggapan terhadap pemberian obat, pemberian darah maupun organ tubuh lain, serta keunikan pada daya tangkal individu atau kelompok terhadap penyakit. Dalam kaitan ini, diperlukan pengetahuan lebih banyak mengenai keanekaragaman genetik yang hanya dapat diperoleh melalui eksplorasi ciri-ciri genetik secara luas.
Sebagaiaman diutarakan di atas, bahwa ciri-ciri yang ditentukan secara genetik menunjukkan keanekaragaman pada berbagai makhluk hidup. Namun, disamping faktor genetis, faktor lingkungan, pada batas tertentu, juga ikut mengimbas ekspresi ciri-ciri tersebut. Keanekaragaman semacam ini menyebabkan perlunya klasifikasi pada makhluk hidup. Dengan klasifikasi tersebut, makhluk hidup dapat dikelompokkan ke dalam kelompok populasi dan spesies.
Meskipun sudah dilakukan pengelompokan, kadang-kadang masih dijumpai pula keanekaragaman pada ciri-ciri tertentu. Keanekaragaman ini dapat diamati pada individu dalam suatu kelompok populasi, antarkelompok populasi dalam satu spesies dan antarspesies. Bila dalam satu spesies ini dikarenakan adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis yang disebut variasi.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain. Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda. 
Keanekaragaman genetis tadi dapat muncul karena adanya gen-gen daerah penyandi yang berbeda-beda akibat proses mutasi. Dari gen-gen ini dihasilkan ciri-ciri genetis yang juga berbeda-beda. Mutasi (perubahan faktor keturunan atau sifat keturunan (gen) dan perubahan itu bersifat fisikokimia) inilah yang merupakan dasar mikroevolusi yang selanjutkan menentukan makroevolusi pada makhluk hidup. Mutasi akan menyebabkan timbulnya gen muatan yag akan menghasilkan suatu variasi ciri-ciri genetis. Pada hewan dan manusia, adanya sistem mating menyebabkan variasi ini akan diteruskan kepada keturunan atau generasi berikutnya.
Pada suatu pasangan induk yang bereproduksi secara seksual, maka setiap pasang dapat menghasilkan lebih daripada satu keturunan. Kemampuan reproduksi ini sangat beranekaragam dari satu spesies ke spesies lain. Sebagai contoh, pada manusia, dengan beberapa kekecualian, setiap kali hanya melahirkan satu keturunan sesuai dengan lamanya masa subur. Sementara itu, pada beberapa hewan, setiap saat dapat dihasilkan puluhan telur, bahkan ratusan atau ribuan telur. Pada tumbuhan, setiap saat mungkin juga dihasilkan ratusan atau bahkan ribuan biji yang nantinya akan menghasilkan tumbuhan baru. Yang lebih penting dalam kemampuan bereproduksi adalah daya tahan hidup keturunan yang dihasilkan. Dalam kenyataannya, berbagai individu dengan gen muatan menunjukkan perbedaan daya tahan hidup.
Perbedaan daya tahan hidup ini bervariasi dari saat rendah sampai sangat tinggi. Keturunan dengan gen muatan tertentu segera mati begitu dilahirkan atau bahkan sebelum sempat melahirkan. Untuk tumbuhan, ketidakmampuan bertahan hidup semacam ini barangkali terlihat dari ketidakmampuan biji untuk menjadi tumbuhan baru. Sebaliknya, beberapa individu dengan gen muatan masih mampu bertahan hidup bahkan mencapai usia reproduktif. Individu-individu semacam ini boleh dianggap mewakili kelompok yang susunan genetiknya mampu beradaptasi dengan lingkungan serta kondisi dimana mereka berada. Proses yang dikenal seleksi alam ini merupakan suatu hal penting dalam menentukan apakah suatu mutasi akan tercermin dalam susunan genetik suatu anggota populasi yang mampu bertahan hidup. Di samping seleksi alam, kemampuan individu yang mengandung gen muatan untuk bertahan hidup juga dipengaruhi beberapa proses atau faktor lain. Salah satu faktor yang dianggap penting dan sering dipertentangkan dengan seleksi alam adalah proses acak yang lebih dikenal dengan random genetic drift (lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi frekuensi alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada  populasi yang berukuran besar.). Proses ini menerangkan peluang gamet-gamet mana yang akan terpilih dalam sampling yang membentuk generasi penerus. Dalam hal ini, jika terdapat sekumpulan gamet yang merupakan campuran gamet yang mengandung gen muatan, maka terpilihnya gamet untuk membentuk individu baru pada generasi penerus bersifat acak.
Pengaruh ketiga faktor tadi, yaitu mutasi, seleksi alam, dan proses acak, akan menyebabkan perubahan susunan genetik individu dan selanjutnya menjadi susunan genetik populasi yang terbentuk oleh individu-individu tersebut. Perubahan ini berlangsung secara bertahap dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam kurun waktu beberapa generasi akan selalu terjadi proses yang bertujuan untuk memilih susunan genetik populasi yang dianggap paling baik atau cocok dalam situasi dan kondisi serta lingkungan populasi tersebut berada. Akan tetapi, sebagaimana diketahui, bahwa lingkungan juga tidak bersifat statis, karena, selalu berubah dari masa ke masa. Dengan demikian, individu dan populasi yang bersusunan genetik tertentu harus selalu memperbaharui diri sesuai dengan lingkungannya. Akibatnya, perubahan terus-menerus ini akan memberikan perbedaan yang cukup mencolok sehingga spesies lain tidak lagi dapat dianggap sebagai satu spesies. Melalui proses yang lama dan kompleks, tiap kelompok yang kemudian terpisah ini menjadi spesies baru. Anggota-anggota spesies baru ini setidaknya memiliki unggun gen (gene pool (jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang dimiliki oleh semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat mempunyai suatu maksimal jumlah dari dua alel dari suatu gen) )bersama.
Dalam proses pembentukan spesies, faktor yang penting adalah mekanisme isolasi antara dua populasi atau lebih daripada spesies semula. Isolasi menyebabkan adanya perbedaan genetik yang selanjutnya menghilangkan kemungkinan terjadinya perkelaminan atau perkawinan yang menghasilkan keturunan yang mampu berketurunan kembali. Pada dasarnya, ada dua macam mekanisme yang menyebabkan antarpopulasi tidak mampu saling dikembangbiakkan dan terisolasi secara reproduksi.

2         Keanekaragaman Dalam Spesies
keanekaragaman spesies adalah jumlah spesies yang beragam yang hidup disuatu lokasi tertentu,  ahli ekologi misalnya telah menggabungkan definisi yang berbeda-beda untuk membadingkan keanekaragaman secara keseluruhan dari komunitas yang berbeda, pada berbagai skala geografis yang beragam pula (Lietner dan Turner 2001 : summerville dkk 2003).
       Dalam tiap spesies, terdapat anggota populasi dengan ciri-ciri yang berbeda satu sama lain. Bahkan, antardua individu, meskipun merupakan anggota spesies yang sama. Keduanya dapat berbeda karena variasi berbagai faktor. Termasuk faktor-faktor ini antara lain genetik, umur dan lain-lain. Secara genetik, tidak ada dua individu dalam satu spesies yang persis sama. Apalagi faktor-faktor lingkungan juga ikut berpengaruh dalam timbulnya ciri-ciri yang muncul sebagai fenotipe (sifat makhluk hidup yang tampak sehingga bisa diamati dengan indra). Perbedaaan ciri yang tampak pada anggota tiap spesies ini menyebabkan adanya keanekaragaman dalam spesies.
       Keanekaragaman dalam spesies menyebabkan pada tiap anggota spesies dapat dilihat adanya kedekatan kekerabatannya satu sama lain. Semakin banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki semakin dekat kekerabatannya. Sebaliknya, makin sedikit persamaan dalam ciri-ciri yang dimiliki makin jauh kekerabatannya. Dengan demikian, dalam satu spesies dapat dijumpai kelompok-kelompok populasi yang satu sama lain dibedakan berdasarkan  persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi atau fenotipenya.
       Banyak fenotipe yang tampak sebagai ciri morfologis dapat berubah selama masa hidup suatu organisme. Kadang-kadang perubahan ini terjadi selama perkembangan dan merupakan tanggapan terhadap kondisi lingkungan. Gejala semacam ini terlihat baik pada dunia hewan (termasuk manusia) maupun tumbuhan. Adanya pengaruh lingkungan dan faktor nirgenetik lain menyebabkan pengelompokan populasi dengan kesamaan ciri-ciri morfologis semacam ini sering membingungkan. Bila evolusi mempelajari perubahan-perubahan genetis, maka taksonomi mempelajari persamaan-persamaan dan perbedaan genetis. Idealnya, jika ingin menentukan keanekaragam di antara organisme, maka harus diperoleh dulu susunan bahan genetik yang sesungguhnya. Informasi ini jelas tidak berpengaruh oleh faktor lingkungan karena informasi tersebut merupakan seperangkat informasi yang diwariskan dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Hal ini dapat terjadi karena kerja seleksi terhadap genom. Adanya seleksi semacam ini menyebabkan timbulnya kesamaan konvergensi populasi yang sebetulnya tidak sekerabat dan divergensi populasi yang sebetulnya sekerabat.
3         Tindakan yang merusak keanekaragaman makhluk hidup diantaranya :
1.     Perusakan hutan
2.     Penggunaan pestisida
3.     Perburuan liar

4         Tindakan pelestiarian keanekaragaman makhluk hidup ialah sebagai berikut :
1.     memelihara kelestarian hutan
ó  reboisasi
ó  melakukan tebang pilih à  memotong kayu sesuai umurnya
ó  menghindari kebakaran hutan
2.     Menetapkan daerah perlindungan alam
ó  taman hutan raya dan hutan wisata
ó  cagar alam
ó  taman nasional
3.     Merehabilitasi satwa langka yang dipelihara perorangan
4.     Penangkaran satwa dan tumbuhan yang hampir punah
5.      Dengan mengetahui peranan dan manfaat keanekaragaman hayati untuk ekosistem maupun untuk manusia maka keanekaragaman hayati itu perlu dilestarikan, dilakukan melalui konservasi in-situ maupun konservasi eks-situ.Pada konservasi in-situ, keanekaragaman hayati dilestarikan diekosistemnya yang asli sehingga ekosistem tersebut dilindungi secara hukum (cagar alam, taman nasional, dan sebagainya).
a. Mengurangi laju kemerosotan komponen-komponen keanekaragaman hayati;
b. Mendorong pemanfaatan secara berkelanjutan;
c. Memberikan perhatian kepada ancaman terhadap keanekaragaman hayati, termasuk gangguan dari spesies asing yang menggeser spesies asli, perubahan iklim, pencemaran, dan perubahan peruntukan habitat;
d. Mempertahankan integritas ekosistem dan penyediaan barang dan jasa dari keanekaragaman hayati dalam ekosistem;
e. Melindungi pengetahuan, inovasi, dan praktek-praktek tradisional;
f. Menjamin pembagian keuntungan secara adil dan merata yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya genetik;
g. Memobilisasi sumber-sumber dana dan teknis untuk pelaksanaan Konvensi mengenai Keanekaragaman Hayati.

 DAFTAR PUSTAKA

Aryulina,Diah dkk.2007.”Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X”.Esis : Jakarta
Kimball,John.W dkk.1983.”Biologi Jilid 3 Edisi Kelima”.Erlangga : Jakarta
Yani,Rani dkk.2005.”Biologi SMA kelas X”.PT.Pusaka Gemilang : Bogor
Iskandar,Dr.Djoko T.”Evolusi”.Pusat Penerbitan Universitas Terbuka : Jakarta

Saturday, 17 August 2013

Preparation to Study Abroad


Study to abroad is a remarkable achievement for being the hope of most indonesian students. Many ways are done by students prospective as well as students who will continue to pursue post graduated degree or doctorate degree. One of the ways that I will do in order to reach the targets to study abroad is step by step. The preparation that I am going to do before leaving overseas is divided into several parts, namely the procedures, physical and mental.

The first thing related to the procedures is divided into several points. First, take registration  directly or indirectly to the host institution. For directly registration, I am going to visit the host institution by myself. While indirectly registration, I going to do it via online in the website of the host university. As an indonesian student who will continue my study abroad. I will indirectly do registration by registering via online through the website. One of the universities which implements such a system in australia is university of newcastle. The type of scholarship that I will follow is DIKTI scholarship of Indonesia. DIKTI will provide scholarships for students who will continue study abroad with one of the destination countries, namely Australia, because tuition fee will be paid by DIKTI. However, after I graduate my study in that university and getting a new title, I should return to Indonesia to give my service. Second, do the correspondence or seek academic mentors who will assist in the registration process abroad. There is also a questioning and answering process, sometimes refers to interview test of the foreign university.

Third, sending the file via online such as a transcript, curriculum vitae, application for registration, photos, toefl certificates, birth certificate, high school diploma, diploma of undergraduated degree, and achievement certificates that are ever achieved to increase the opportunities passed in the university including synopsis of university research to continue my study to post graduated degree. Fourth, I am waiting for the letter of acceptance from the host university. Lastly, I would look for sponsors such as DIKTI that I have explained above, which will fund my expenses for studying in Australia. So that is all the preparation that have to be completed.

The second thing are the physical and the mental preparation. Physically, it is very necessary  to maintain the condition of my body to remain healthy. For example by controling the foods that I consume and diligently exercise each week. In addition, preparing clothes before departure due to different seasons between Indonesia and Australia. I will prepare a thick clothes and others necessaried clothes to keep warming my body such as in winter, spring, summer and fall. Next, is about my mental condition. I will strengthen my faith and my belief. So, I will not be affected by the bad impact of environment. As we know that, living in another country is very important to do adaptation to make my social be better with others and another thing enrich my knowledge by reading. Reading a lot will help me to adapt with the food, lifestyle, mindset and culture of the country. For example reading the history and environment of foreign countries on the website on the internet. So that, nowadays more people search information via the internet.  It very usefull to obtain update information. Being a good reader will also keep myself away from miss understanding in my life. In addition, beside reading, I also will ask a lot of people who have experience study abroad. Especially people who had studied in Australia. This will provide me the actual conditions of the host country. So I would not be surprised by the culture shock when the first time studying in Australia.


In conclusion, some preparation that I have told above make me be easier to reach my target, when studying in english speaking countries. One that I have to do now is keep learning motivation during the course so that the value does not go down  by becoming an active learner. It is intended that my value continues to rise and is able to achieve the standard graduation requirements. In addition, focus on learning to face the next toefl test as requirement to complete my education in undergraduated degree and post graduate degree in australia. That is all the steps of the procedure before masking an application online. In the other side about physically and mentally by continuing to maintain and develop existing skills.    So, I will keep the existing values ​​and norms including cling to religion. So, I will not be easy to fall into the wrong attitude and behavior while living in a foreign country. Finally, all will be achieved with effort, hard work, prayer and strong faith.